Teknik struktur
Teknik struktur adalah bidang ilmu teknik yang berhubungan dengan analisis dan desain struktur yang menyokong atau menahan beban. Teknik struktur biasanya berada di dalam teknk sipil, namun juga bisa terpisah.[1]
Insinyur teknik struktur biasanya terlibat dalam desain bangunan dan struktur non-bangunan yang besar,[2] namun mereka juga bisa terlibat dalam desain mesin, peralatan medis, kendaraan, atau benda lainnya yang terkait dengan integritas struktural yang terkait dengan fungsi atau keamanan benda tersebut. Insinyur teknik struktur harus memastikan desain mereka sesuai dengan kriteria desain, berdasar pada keamanan atau performa bangunan.
Teori teknik struktur berdasar pada hukum fisika dan pengetahuan empiris mengenai performa struktur berdasarkan material dan geometri tertentu. Teknik struktur disarankan membuat desain yang sesederhana mungkin dengan tidak meninggalkan tujuan awal dibuatnya struktur, terutama jika terkait dengan efisiensi pendanaan atau keterbatasan ruang. [2]
Teknik bangunan struktural mencakup semua aspek trknik struktur yang terkait dalam mendesain bangunan. Ini adalah cabang teknik struktur yang terdekat dengan arsitektur
Teknik bangunan struktural digerakkan oleh manipulasi kreatif dari bahan dan bentuk berdasarkan prinsip matematika dan sains untuk mencapai tujuan memenuhi persyaratan fungsi yang dibutuhkan dan aman secara struktural ketika diberikan beban yang mungkin akan diterima oleh struktur. Berbeda dengan desain arsitektur yang memanipulasi bahan, bentuk, massa, ruang, volum, tekstur, dan pencahayaan untuk mencapai tujuan fungsional, estetika, dan artistik.
Desain struktural untuk bangunan harus memastikan bahwa bangunan mampu berdiri tegak dan aman, mampu berfungsi tanpa defleksi yang berlebihan atau pergerakan yang mungkin mampu menyebabkan kelelahan (fatigue) dari elemen struktural, cracking, creep, dan masalah struktural lainnya. Desain juga harus memperhitungkan batas toleransi dari suatu bahan yang akan digunakan untuk membangun. Selain itu, kondisi kerja seperti ventilasi, pengaturan udara, kelistrikan, pencahayaan, dan sebagainya juga harus diperhitungkan, termasukkeselamatannya. Desain struktural dari bangunan modern bisa sangat rumit hingga membutuhkan sejumlah besar tim untuk menyelesaikannya.
Struktur tahan gempa bukanlah struktur yang sangat kuat seperti piramida suku maya. Bahkan struktur yang sangat kaku merupakan bangunan yang rentan hancur oleh gempa. Piramida dikategorikan tahan gempa karena memiliki luas permukaan yang menyentuh tanah yang luas jika dibandingkan dengan tingginya. Sedangkan sebagian besar bangunan modern mejulang tinggi dengan luas alas bangunan yang tidak sebanding dengan tingginya.
Teknik sipil struktural seringkali dihadapkan dengan hambatan tinggi, seperti variasi temperatur yang besar, beban dinamis seperti ombak atau lalu lintas, tekanan tinggi dari air atau gas bertekanan, dan lingkungan korosif.
Bagian-bagian mesin dapat dihadapkan ke gaya yang besarnya bisa bervariasi secara signifikan, dan terjadi berulang-ulang pada laju yang sangat besar. Misal gaya pada sayap pesawat terbang bisa bervariasi tergantung pada ketinggian, posisi atau kemiringan, dan kondisi (lepas landas atau mendarat). Perubahan gaya ini bisa terjadi ribuan kali sepanjang usia penggunaan pesawat.
Sedangkan pada komponen mesin, misal piston, dapat terjadi perubahan gaya yang cukup besar sebanyak ribuan kali dalam semenit, dan selama bekerja, piston menerima temperatur yang tinggi. Desain struktural mekanis seperti ini harus memastikan bahwa struktur mampu menahan kondisi seperti itu dalam batas waktu usia pemakaian yang diizinkan.
Struktur berikut ini membutuhkan pekerjaan dari teknik struktur mekanis:
Namun bentuk bukanlah hal yang mutlak dibutuhkan dalam integritas bangunan. Integritas piramida tetap terjaga karena batu yang berada di bawahnya mampu menunjang beban yang berada di atasnya.[4] Batu kapur, bahan yang digunakan untuk membangun piramida, memiiki kekuatan tekan antara 30 hingga 250 MPa. Beban di atasnya tidak melebihi kekuatan tekan pidamida, batu kapur tidak akan rusak karena tekanan dari beban di atasnya.[5]
Di abad pertengahan, kebanyakan desain dan konstruksi arsitektural dilakukan oleh tukang batu (masonry) dan tukang kayu (carpenter), menjadikan peran master builder menjadi terkenal. Ketika itu, pengetahuan mengenai struktur begitu terbatas dan mereka melakukannya hanya berdasarkan pada pengalaman dan eksperimen yang hasilnya hanya diketahui oleh kalangan (guilds) sendiri. Struktur yang dibangun cenderung sama, dan hanya mengalami peningkatan sedikit demi sedikit hingga cukup monumental untuk dikenang sejarah.[3]
Meski tidak ada catatan pasti mengenai perhitungan kekuatan dan sifat bahan struktur bangunan, pekerjaan ini terus berkembang hingga Revolusi Industri menjadikan betondiproduksi secara massal. Sebelumnya di abad Renaisans pemahaman fisika modern dimulai oleh Galileo dan Newton namun tidak menyentuh secara langsung teknik struktur; seolah pengetahuan masih dipegang masing-masing kelompok mason. Perlahan ilmu fisika mulai menyentuh teknik struktur dan pada tahun 1970an telah dimulai analisis berbasis komputer.[6][7]
Insinyur teknik struktur biasanya terlibat dalam desain bangunan dan struktur non-bangunan yang besar,[2] namun mereka juga bisa terlibat dalam desain mesin, peralatan medis, kendaraan, atau benda lainnya yang terkait dengan integritas struktural yang terkait dengan fungsi atau keamanan benda tersebut. Insinyur teknik struktur harus memastikan desain mereka sesuai dengan kriteria desain, berdasar pada keamanan atau performa bangunan.
Teori teknik struktur berdasar pada hukum fisika dan pengetahuan empiris mengenai performa struktur berdasarkan material dan geometri tertentu. Teknik struktur disarankan membuat desain yang sesederhana mungkin dengan tidak meninggalkan tujuan awal dibuatnya struktur, terutama jika terkait dengan efisiensi pendanaan atau keterbatasan ruang. [2]
Struktur bangunan[sunting sumber]
Teknik bangunan struktural digerakkan oleh manipulasi kreatif dari bahan dan bentuk berdasarkan prinsip matematika dan sains untuk mencapai tujuan memenuhi persyaratan fungsi yang dibutuhkan dan aman secara struktural ketika diberikan beban yang mungkin akan diterima oleh struktur. Berbeda dengan desain arsitektur yang memanipulasi bahan, bentuk, massa, ruang, volum, tekstur, dan pencahayaan untuk mencapai tujuan fungsional, estetika, dan artistik.
Desain struktural untuk bangunan harus memastikan bahwa bangunan mampu berdiri tegak dan aman, mampu berfungsi tanpa defleksi yang berlebihan atau pergerakan yang mungkin mampu menyebabkan kelelahan (fatigue) dari elemen struktural, cracking, creep, dan masalah struktural lainnya. Desain juga harus memperhitungkan batas toleransi dari suatu bahan yang akan digunakan untuk membangun. Selain itu, kondisi kerja seperti ventilasi, pengaturan udara, kelistrikan, pencahayaan, dan sebagainya juga harus diperhitungkan, termasukkeselamatannya. Desain struktural dari bangunan modern bisa sangat rumit hingga membutuhkan sejumlah besar tim untuk menyelesaikannya.
Teknik struktur gempa
Tujuan utama teknik struktur gempa adalah untuk memahami interaksi antara struktur dengan getaran tanah untuk mengetahui konsekuensi dari gempa yang mungkin akan terjadi, dan mendesain serta membangunstruktur yang tahan gempa.Struktur tahan gempa bukanlah struktur yang sangat kuat seperti piramida suku maya. Bahkan struktur yang sangat kaku merupakan bangunan yang rentan hancur oleh gempa. Piramida dikategorikan tahan gempa karena memiliki luas permukaan yang menyentuh tanah yang luas jika dibandingkan dengan tingginya. Sedangkan sebagian besar bangunan modern mejulang tinggi dengan luas alas bangunan yang tidak sebanding dengan tingginya.
Teknik sipil struktural[sunting sumber]
Teknik sipil sturktural mencakup semua ilmu teknik struktur yang terkait dengan lingkungan pembangunan. Hal ini mencakup:Struktur mekanis
Prinsip teknik struktur diaplikasikan pada berbagai jenis struktur mekanis yang bergerak setiap saat ketika digunakan. Desain struktur statis mengasumsikan bahwa geometri struktur tidak berubah (meski kenyataannya geometri struktur statis selalu berubah, namun sangat kecil hingga bisa diabaikan). Desain struktur mekanis harus memperhitungkan berbagai faktor kelelahan bahan, variasi beban yang mampu ditangani, dan defleksi akibat pergerakan struktur mekanis. Teknik struktur mekanis sangat dekat dengan teknik mesin, bahkan dipelajari di dalam teknik mesin dan ilmu teknik lainnya seperti teknik perkapalan dan teknik penerbangan.Bagian-bagian mesin dapat dihadapkan ke gaya yang besarnya bisa bervariasi secara signifikan, dan terjadi berulang-ulang pada laju yang sangat besar. Misal gaya pada sayap pesawat terbang bisa bervariasi tergantung pada ketinggian, posisi atau kemiringan, dan kondisi (lepas landas atau mendarat). Perubahan gaya ini bisa terjadi ribuan kali sepanjang usia penggunaan pesawat.
Sedangkan pada komponen mesin, misal piston, dapat terjadi perubahan gaya yang cukup besar sebanyak ribuan kali dalam semenit, dan selama bekerja, piston menerima temperatur yang tinggi. Desain struktural mekanis seperti ini harus memastikan bahwa struktur mampu menahan kondisi seperti itu dalam batas waktu usia pemakaian yang diizinkan.
Struktur berikut ini membutuhkan pekerjaan dari teknik struktur mekanis:
Sejarah teknik struktur
Pengetahuan mengenai teknik struktur bisa dilihat pertama kali pada piramida bertingkat yang dibangun Imhotep untuk firaun Djoser. Imhotep merupakan manusia pertama yang dikenal sebagai ahli struktur bangunan. Piramida merupakan bentuk struktur yang paling umum yang dibangun pada jaman kuno karena bentuk struktur piramida diketahui stabil dan secara teori bisa dibangun hingga ketinggian yang tak terbatas.[3]Namun bentuk bukanlah hal yang mutlak dibutuhkan dalam integritas bangunan. Integritas piramida tetap terjaga karena batu yang berada di bawahnya mampu menunjang beban yang berada di atasnya.[4] Batu kapur, bahan yang digunakan untuk membangun piramida, memiiki kekuatan tekan antara 30 hingga 250 MPa. Beban di atasnya tidak melebihi kekuatan tekan pidamida, batu kapur tidak akan rusak karena tekanan dari beban di atasnya.[5]
Di abad pertengahan, kebanyakan desain dan konstruksi arsitektural dilakukan oleh tukang batu (masonry) dan tukang kayu (carpenter), menjadikan peran master builder menjadi terkenal. Ketika itu, pengetahuan mengenai struktur begitu terbatas dan mereka melakukannya hanya berdasarkan pada pengalaman dan eksperimen yang hasilnya hanya diketahui oleh kalangan (guilds) sendiri. Struktur yang dibangun cenderung sama, dan hanya mengalami peningkatan sedikit demi sedikit hingga cukup monumental untuk dikenang sejarah.[3]
Meski tidak ada catatan pasti mengenai perhitungan kekuatan dan sifat bahan struktur bangunan, pekerjaan ini terus berkembang hingga Revolusi Industri menjadikan betondiproduksi secara massal. Sebelumnya di abad Renaisans pemahaman fisika modern dimulai oleh Galileo dan Newton namun tidak menyentuh secara langsung teknik struktur; seolah pengetahuan masih dipegang masing-masing kelompok mason. Perlahan ilmu fisika mulai menyentuh teknik struktur dan pada tahun 1970an telah dimulai analisis berbasis komputer.[6][7]
Garis waktu sejarah perkembangan teknik struktur
- 1452–1519 Leonardo da Vinci membuat berbagai berbagai kontribusi dalam geometri dan membuat desain jembatan yang baru dan akan direalisasikan di abad ke-21.[8]
- 1638: Galileo Galilei mempublikasikan buku "Two New Sciences" di mana ia melakukan inspeksi terhadap kegagalan struktur sederhana
- 1660: Hukum Hooke dipublikasikan oleh Robert Hooke
- 1687: Isaac Newton mempublikasikan "Philosophiae Naturalis Principia Mathematica" yang berisi Hukum gerak Newton
- 1750: Persamaan balok Euler–Bernoulli
- 1700–1782: Daniel Bernoulli memperkenalkan prinsip kerja virtual
- 1707–1783: Leonhard Euler mengembangkan teori penekukan (buckling) kolom
- 1826: Claude-Louis Navier mempublikasikan risalah sifat elastis struktur
- 1873: Carlo Alberto Castigliano mempresentasikan dalam disertasinya, "Intorno ai sistemi elastici", yang berisi teorinya untuk menghitung perpindahan sebagai turunan parsial dari energi tegangan
- 1936: Publikasi Hardy Cross tentang metode persebaran momen yang lalu dikenal sebagai bentuk metode relaksasi dapat diaplikasikan pada permasalahan struktur di jaringan pipa
- 1941: Alexander Hrennikoff memasukkan tesisnya di Institut Teknologi Massachusetts tentang masalah elastisitas dari diskretisasi bidang menggunakan model kerangka kisi (lattice framework)
- 1942: Richard Courant membagi domain permodelan menjadi subregional terbatas (finite subregions)
- 1956: Karya J. Turner, R. W. Clough, H. C. Martin, dan L. J. Topp's yang berjudul "Stiffness and Deflection of Complex Structures" (kekakuan dan defleksi struktur kompleks) memperkenalkan metode elemen terbatas yang saat ini digunakan secara luas
Referensi
- ^ "History of Structural Engineering". University of San Diego. Diakses 2007-12-02.
- ^ a b "What is a structural engineer". Institution of Structural Engineers. Diakses 2007-12-02.
- ^ a b Victor E. Saouma. "Lecture notes in Structural Engineering". University of Colorado. Diakses 2007-11-02.
- ^ Fonte, Gerard C. A. Building the Great Pyramid in a Year : An Engineer's Report . Algora Publishing: New York, 34. (Report).
- ^ unknown. "Some Useful Numbers on the Engineering Properties of Materials (Geologic and Otherwise)". Stanford University. Diakses 2013-12-05.
- ^ "ETABS receives "Top Seismic Product of the 20th Century" Award". Press Release. Structure Magazine. 2006. Diakses April 20, 2012.
- ^ (July 18, 2009) "Key Note Speaker Ashraf Habibullah, Biography" in NEDAASC 2009 International Convention. {{{booktitle}}}: 6, Embassy Suites, Anaheim, California: NED Alumni Association of Southern California. Diakses pada April 20, 2012.
- ^ Daniel S. Levy, Dream of the Master, Time Life, 4 October 1999
No comments:
Post a Comment